adstop

Archive

Tuesday, August 25, 2015

Visa dan Paspor dan E-Paspor


Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara.
Nah isinya Paspor adalah biodata pemegangnya, yang meliputi antara lain, foto pemegang, tanda tangan, tempat dan tanggal kelahiran, informasi kebangsaan dan terkadang juga beberapa informasi lain mengenai identifikasi individual.
Ada kalanya pula sebuah paspor mencantumkan daftar negara yang tidak boleh dimasuki oleh si pemegang paspor itu. Sebagai contoh, dahulu pemegang paspor Indonesia sempat dilarang berkunjung ke negara Israel dan Taiwan.
E-Paspor atau elektronik paspor. e-paspor merupakan pengembangan dari paspor kovensional saat ini dimana pada paspor tersebut telah ditanamkan sebuah chip yang berisikan biodata pemegangnya beserta data biometrik-nya, data biometrik ini disimpan dengan maksud untuk lebih meyakinkan bahwa orang yang memegang paspor adalah benar orang yang memiliki dan berhak atas paspor tersebut.
Paspor biasanya diperlukan untuk perjalanan internasional karena harus ditunjukkan ketika memasuki perbatasan suatu negara, walaupun di negara tertentu ada beberapa perjanjian dimana warga suatu negara tertentu dapat memasuki negara lain dengan dokumen selain paspor. Paspor akan diberi cap (stempel) atau disegel dengan visa yang dilakukan oleh petugas negara tempat kedatangan.


VISA
Visa adalah sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh sebuah negara memberikan seseorang ijin untuk masuk ke negara tersebut dalam suatu periode waktu dan tujuan tertentu.
Kebanyakan negara membutuhkan kepemilikan visa asli untuk dapat masuk bagi warga negara asing, meskipun ada skema lain. Visa biasanya distempel atau ditempel di paspor penerima.

Thursday, August 13, 2015

Sakitkah di sembelih ?



JANGAN PERNAH MAKAN DAGING SAPI TANPA DI SEMBELIH SECARA SYARIAT ISLAM.....
🐂Semakin Maju Penelitian Ilmiyah Semakin Membuktikan Kebenaran Islam.
🐂Rasulullah tak pernah belajar cardiology tapi syari'atnya membuktikan penelitian ilmu modern.
🐄Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?
🐄Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.
🐄Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
🐄Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.
🐄Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.
🐄Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!
🐄Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sbb.:
🐄Penyembelihan Menurut Syariat Islam
🐄Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:
Pertama
pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua
pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.
Ketiga
setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).
Keempat
karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan Cara Barat
Pertama
🐪segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Kedua
🐪segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
Ketiga
🐪grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
Keempat
🐪karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
Bukan Ekspresi Rasa Sakit!
Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!
Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.
Subhanallah… Memang selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan tentang kebenaran Islam. Selalu ada penguatan Allah dari setiap adanya usaha pelemahan dari musuh Dien-Nya yang mulia in

Sunday, August 9, 2015

Ada gak Zombie

Hasil test mengenai Zombie tidak hanya bisa kita temukan di film horor dan misteri lain. Meski berbeda dengan yang digambarkan Hollywood, ternyata banyak jenis makhluk hidup parasit yang berkemampuan merebut kesadaran tubuh inangnya. Bahkan salah satu organisme di bawah ini bisa mempengaruhi pikiran manusia.

Berikut daftarnya, seperti yang dilansir laman Iflscience beberapa waktu yang lalu:

1. Ophicordyceps unilateralis

Alam tropis bukan tempat hidup yang mudah bagi organisme jamur. Kelembapan dan temperatur yang fluktuatif mengakibatkan sedikitnya spesies jamur yang hidup di iklim ini. Namun dari sekian jumlah spesies jamur di tropis ada satu genus jamur yang mengembangkan keahlian khusus.

Spesies Ophicordyceps unilateralis, misalnya, memanfaatkan tubuh semut pohon. Setelah menempel, jamur ini memanipulasi gerakan semut sehingga tubuh inang keluar dari sarangnya. Jamur ini menggiring semut berlindung di balik selembar daun dan membunuhnya. Bagian tubuh jamur akan menyusup ke kepala semut dan merobeknya.

2. Cacing rambut kuda

Cacing rambut kuda memiliki alur kehidupan yang menarik. Perjalanan cacing ini bermula ketika nyamuk memangsa mereka saat masih larva di perairan. Mereka akan berpindah tempat saat jangkrik memangsa nyamuk tadi. Di dalam perut jangkrik kecil, hebatnya sang cacing bisa tumbuh hingga panjang 30 sentimeter. Normalnya sebuah jangkrik selalu menghindari air.

Serangga yang terinfeksi cacing justru mencari air. Mereka terbang mencari air lalu menghantamkan diri ke dalamnya hingga tewas. Cacing membutuhkan air untuk melengkapi siklus hidupnya. Peneliti memperkirakan jenis cacing ini menghasilkan neurotrasmitter dalam tubuh inang. Akibatnya, perilaku jangkrik abnormal.

3. Tawon

Kebanyakan orang berpikir tawon hanya bisa menyengat. Padahal mayoritas tawon justru punya kemampuan lebih mengerikan yaitu parasitoid. Keadaan itu terjadi saat hewan meminjam tubuh organisme lain untuk membesarkan telurnya. Tidak hanya menumpang hidup, larvanya akan memperalat tubuh organisme inang dalam keadaan hidup.

Spesies Glypatapanteles sanggup menyarangkan 80 telur ke kulit seekor ulat. Setelah menetas, larva akan melahap tubuh ulat dan segera berubah menjadi kepompong. Anehnya, ulat ini akan melindungi larva yang menyusupinya dengan sifat yang tidak biasa sampai mereka tidak makan dan bertarung dengan hewan pemangsa lain.

4. Toxoplasma gondii

Organisme ini jenis parasit yang paling dekat dengan manusia. Toxoplasma gondii, nama organisme yang hanya bisa bereproduksi di tubuh kucing ini, menyebabkan fenomena yang disebut fatal attraction syndrome. Sesuai nama sindromnya, tubuh yang ditumpangi organisme ini akan berperilaku aneh.

Ajaibnya, tikus yang pernah ditumpangi parasit ini memiliki kemungkinan tertangkap lebih tinggi oleh kucing. Selain itu manusia yang juga mudah sekali dijangkiti parasit ini cenderung memiliki reaksi yang lebih lamban dan tidak terganggu dengan bau urine kucing atau bahkan menikmatinya.

Mungkin lantaran kedekatannya dengan kucing itulah, organisme tersebut ditemukan di antara 22 hingga 84 persen populasi manusia yang hidup di Bumi. Meski demikian, para ahli yang terlibat dalam penelitian ini menyatakan masih mereka perlu pengujian lebih lanjut terhadap temuan yang mengejutkan ini.

IFLSCIENCE.COM | BINTORO AGUNG S.